www.minyakcengkehsupport.blogspot.co.id
PAEDAH MINYAK CENGKEH TERHADAP KESEHATAN TUBUH
Clove Leaf Oil (Minyak Daun Cengkeh)
Clove
Leaf Oil Profile General - Clove is a slender evergreen tree up to 39ft
high. Its bright green leaves stand in pairs on short stalks. The long
buds have a rosy-pinkcorolla at the tip; as the corolla fades the calyx
turns red. The whole tree is highly aromatic. The spice was introduced
into Europe from the fourth to the sixth century. Believed to be native
to Indonesia; now cultivated worldwide, especially in the Philippines,
the Molucca Islands and Madagascar. The main oil-producing countries are
Madagascar and Indonesia. Clove leaf oil is steam distilled from the
leaf of the plant. The medicinal properties reside in the volatile oil.
If distilled with water, salt must be added to raise the temperature of
ebullition and the same Cloves must be distilled over and over again to
get their full essence. The oil is frequently adulterated with fixed oil
and oil of Pimento and Copaiba.
Selain
minyak nilam (Patchouli oil) yang menjadi primadona ternyata ada juga
minyak atsiri lainnya yang banyak dibutuhkan negara luar yaitu minyak
cengkeh (clove oil). Tanaman cengkeh (Eugenia caryophillata) dapat
digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove oil), minyak tangkai
cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil).
Usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini cocok bagi usaha kecil menengah dikarenakan harga bahan baku yang relatif murah dan prosesnya yang mudah.
Clove Leaf Oil
Minyak daun cengkeh (clove leaf oil) adalah minyak atsiri hasil sulingan daun cengkeh kering (umumnya yang sudah gugur).
Minyak
atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas di industri farmasi,
penyedap masakan dan wewangian. Kandungan minyak cengkeh adalah eugenol
(90%), eugenil acetate, methyl n-hepthyl alcohol, benzyl alcohol, methyl
salicylate, methyl n-amyl carbinol, dan terpene caryo-phyllene. Minyak
daun cengkeh mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan untuk
bahan baku obat, pewangi sabun dan deterjen. Minyak daun cengkeh juga digunakan di industri wewangian dengan ketetapan standar mutu tertentu yang lebih ketat.
Minyak
daun cengkeh banyak digunakan dalam industri farmasi, parfum, kosmetik
dan industri flavor makanan dan minuman. Peluang usaha minyak daun
cengkeh di Indonesia
cukup besar, terutama di daerah-daerah sentra produksi cengkeh. Laporan
penelitian dari Balittro (2005) mengungkapkan, Pulau Jawa memiliki
pertanaman cengkeh dengan luas areal mencapai ± 50.000 ha, diperkirakan
memiliki potensi daun cengkeh gugur ± 305 ton per hari atau setara
dengan 4,4 ton minyak daun cengkeh per hari.
Perhitungan
ini didasarkan pada berat daun jatuh setiap pohon 0,5 kg per minggu,
umur tanaman lebih dari 10 tahun, dengan rendemen minyak daun cengkeh 2%
s/d 2,8%, populasi tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan
rata-rata penutupan kanopi 60%, akan menjadi peluang usaha yang
menguntungkan.
PRODUKSI MINYAK DAUN CENGKEH
Bahan
baku utama yang digunakan pada minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh
kering yang sudah gugur. Ini menyebabkan usaha minyak daun cengkeh
bersifat musiman karena sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku.
Pada musim kemarau ketersediaan bahan baku melimpah dan sebaliknya pada
musim penghujan terjadi kekurangan suplai bahan baku. Beberapa pengusaha
pengolahan minyak daun cengkeh mengantisipasinya dengan menyimpan
sebagian hasil produksinya untuk dijual pada saat mereka tidak dapat
melakukan proses produksi dengan harga yang lebih baik. Pada umumnya,
proses produksi dapat dilakukan 5-6 bulan dalam satu tahun.
Ada beberapa alat dan peralatan produksi yang diperlukan dalam proses pengolahan minyak daun cengkeh. Fasilitas
produksi yang utama adalah ketel dari platbesi (plateser), tungku dan
kondensor. Kondensor berupa kolam yang di dalamnya terendam pipa dengan
bentuk spiral atau pipa baja biasa yang dibentuk melingkar. Kolam
terdiri dari dua buah kolam dengan posisi yang berdekatan agar pipa yang
digunakan tidak terlalu panjang. Peralatan lain yang diperlukan berupa 4
drum plastik berukuran 200 liter untuk menampung minyak daun cengkeh,
garu, sendok, 5 jerigen, corong minyak, dan kain penyaring (Umumnya sama
seperti penyulingan minyak nilam).
Proses
penyulingan dilakukan dengan memanaskan bahan baku dan air yang
dimasukkan dalam ketel yang kemudian dipanaskan. Proses pemanasan dapat
menggunakan bahan bakar berupa limbah daun yang disuling sebelumnya. Uap
air dan uap minyak daun cengkeh akan mengalir melalui pipa masuk ke
dalam kondensor. Kondensor tersebut dapat berupa kolam. Semakin lama uap
minyak daun cengkeh dan uap air berada dalam kolam pendingin, semakin
baik proses kondensasi yang terjadi. Biasanya para penyuling di pedesaan
menggunakan 2 kolam pendingin untuk proses kondensasi ini. Air kolam
harus terus dijaga agar tetap berada pada suhu yang dingin. Kondensasi
mengubah uap air dan uap minyak daun cengkeh menjadi bentuk cair berupa
minyak daun cengkeh dan air yang ditampung dalam drum.
Metode
penyulingan dengan menggunakan uap air memiliki kelebihan tersendiri.
Penyulingan dengan air dan uap ini relatif murah atau ekonomis. Biaya
yang diperlukan relatif rendah dengan rendemen minyak daun cengkeh yang
memadai dan masih memenuhi standar mutu yang diinginkan konsumen.
Kelemahan utamanya adalah kecepatan penyulingan yang rendah.
Hasil
penyulingan 1,3 ton daun cengkeh kira-kira akan menghasilkan 35 kg
minyak daun cengkeh. Jika dalam sehari dapat dilakukan 2 kali
penyulingan, maka satu ketel dapat menghasilkan 70 kg minyak daun
cengkeh per hari.
Minyak
daun cengkeh dapat dibedakan berdasarkan mutunya. Mutu minyak daun
cengkeh dipengaruhi setidaknya oleh 3 hal. Pertama, pemilihan bahan
baku. Daun cengkeh yang kering, bersih dan tidak tercampur bahan-bahan
lain akan menghasilkan minyak sesuai dengan yang diinginkan. Kedua,
proses produksi. Mutu minyak daun cengkeh dipengaruhi oleh kondisi
peralatan yang digunakan dan waktu proses penyulingan. Ketel dengan
bahan anti karat akan menghasilkan minyak daun cengkeh yang lebih baik
dibandingkan penyulingan dengan menggunakan ketel yang terbuat dari besi
plat biasa, apalagi dengan menggunakan drum-drum kaleng biasa. Waktu
penyulingan yang lebih singkat juga mempengaruhi kualitas minyak daun
cengkeh yang dihasilkan. Ketiga, penanganan hasil produksi. Minyak daun
cengkeh yang seharusnya ditampung dan disimpan dalam kemasan dari bahan
gelas, plastik atau bahan anti karat lainnya akan menurun kualitasnya
jika hanya disimpan dalam kemasan dari logam berkarat. Minyak daun
cengkeh mudah beroksidasi dengan bahan logam.
Produksi
minyak daun cengkeh yang optimum tergantung pada kapasitas ketel yang
digunakan. Ketel dengan kapasitas 1,3 ton daun cengkeh dapat
menghasilkan kurang lebih 35 kg minyak daun cengkeh. Dengan menggunakan
dua ketel dan dua kali proses suling per ketel maka dalam sehari dapat
dihasilkan minyak daun cengkeh sebanyak 1,4 kwintal.
Kendala
produksi utama yang dihadapi oleh pengusaha minyak daun cengkeh ini
terutama terkait dengan pengadaan bahan baku yang bersifat musiman.
Ketersediaan bahan baku daun cengkeh sangat tergantung pada musim. Pada
musim penghujan, pasokan bahan baku bisa dikatakan tidak ada sehingga
para pengusaha tidak berproduksi. Hambatan yang kedua adalah kapasitas
produksi yang masih sangat terbatas. Seringkali pengusaha kecil
penyulingan minyak daun cengkeh di pedesaan tidak dapat memenuhi
permintaan konsumen dalam jumlah besar pada waktu tertentu.
PELUANG PASAR
Permintaan
akan minyak daun cengkeh sangatlah besar dan sering terjadi kelebihan
permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi industri
kecil minyak daun cengkeh yang terbatas.
Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Sejarah Cengkeh
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.
Kandungan Aktif dalam buah cengkeh
Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; “chōji” berarti cengkeh; “yu” berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
Manfaat
Manfaat dari cengkeh yaitu :
1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.
2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit.
3. Menghitamkan alis mata
Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Sejarah Cengkeh
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.
Kandungan Aktif dalam buah cengkeh
Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; “chōji” berarti cengkeh; “yu” berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
Manfaat
Manfaat dari cengkeh yaitu :
1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.
2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit.
3. Menghitamkan alis mata
Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.